widget

Selasa, 05 Mei 2015

SASTRA SUFI

SASTRA SUFI

A.    Sejarah Sastra Sufi
Sastra Sufi muncul ke permukaan Khazanah kesusastraan Arab pada awal abad  ke-2 Hijriah dan berlanjut pada abad-abad sesudahnya. Adapun sefesifikasi sastra Sufi adalah memiliki kandungan spiritualitas yang tinggi, makna-makna kejiwaan yang dalam, kepatuhan kepada kehendak tuhan yang kuat, imajinasi dan syathohat yang jauh, pelik dan mengandung makna-makna yang pelik.
Sastra Sufi merupakan produk dua bangsa yang berbeda, yaitu : bangsa Semit yang diwakili oleh Sastra Sufi Arab dan Bangsa Aria yang diwakili oleh Sastra Sufi Persia. Diantara dua Bangsa tersebut terdapat perbedaan besar dalam hal Tasawuf, produk dan tempramen. Pada batasan-batasan tertentu, Bangsa Semit pada umumnya mereka orang-orang yang kuat dalam pengindaraan, tetapi lemah dalam hal imajinasi.
B.    Perkembangan Sastra Sufi
Dalam kitab Dhuhrul Islam (1975), Ahmad Amin membagi sejarah perkembangan Sastra Sufi kedalam tiga Fase,..
Fase Pertama ; mulai munculnya Islam sampai pertengahan abad kedua Hijriah. Adapun produk sastra yang dihasilkan adalah berupa kata-kata hikmah (kata-kata bijak), nasihat-nasihat agama dan ahlak yang mendorong orang untuk melakukan keutamaan-keutamaan dan menyeru kepada penyerahan utuh terhadap hokum-hukum Allah dan ketentuan-ketentuan-Nya, hidup Zuhud, sederhana, banyak beribadah dan Waro’ , yang pada umumnya menggambarkan kepada kita tentang kesederhanaan dan kebimbangan akidah masa ini. Genre Sastra Sufi pada fase ini masih didominasi oleh Prosa.
Fase Kedua ; mulai pertengahan abad kedua sampai abad keempat Hijriah. Fenomena-fenomena yang Nampak dalam fase ini adalah, timbulnya paduan dan pengaruh-pengaruh pemikiran antara bangsa Arab dan bangsa selain Arab. Munculnya cakrawala pemikiran teologis. Mulai mapannya aqidah-aqidah (Ideologi) dalam jiwa atas pengaruh pertumbuhan Ilmu Kalam dan timbulnya unsur baru dalam filsafat.
Fase Ketiga ; berlangsung sampai akhir  abad ketujuh dan pertengahan abad kedelapan Hijriah. Fase ini merupakan Fase keemasan Sastra Sufi, karena pada masa ini kaya akan Puisi-puisi yang terkadang maknanya penuh dengan misteri, dan juga kaya akan Falsafahnya termasuk Falsafah ketuhannya. Maknanya sangat tinggi serta keindah imajinasinya sangat tinggi yang dapat membawa anda mengarungi dunia yang semuanya indah.
C.    Genre Sastra Sufi
Seperti halnya sastra Materialis ( Sastra Non Sufi), sastra Sufi terbagi kepada Prosa dan Puisi, dengan Genre meliputi: kata-kata hikmah, kisah-kisah, do’a-do’a dan nasihat-nasihat. Sastra Sufi sangat memperhatikan tema-tema khusus, yang didalamnya banyak membicarakan masalah-masalah seperti, Cinta, Munajat, Waro’ Takwa.
    Puisi Sufi telah mengalami perkembangan sebagaimana halnya Prosa. Puncak Perpuisian dalam sastra sufi adalah pada Ibnu Arabi dan Ibnu Farid dalam puisi Arab, dan pada Jalaluddin Ar-Rumi dalam puisi Persia. Mereka juga memiliki jenis karya sastra dalam bentuk surat-surat antar para tokoh besar mereka. Kemudian mereka juga memiliki karya sastra dalam bentuk ungkapan-ungkapan pelik, yang memerlukan penafsiran tan pentakwilan yang sekarang disebut dengan Sastra Simbolik.






0 komentar:

Posting Komentar